Ulasan Novel The Wizard of Once Twice Magic (Cressida Cowell): Mantra Ajaib Penumpas Penyihir Hitam

 


IDENTITAS BUKU

Judul: The Wizard of Once Twice Magic (Kedua Kalinya Ada Sihir)

Penulis: Cressida Cowell

Penerbit: Mahaka Publishing

Cetakan: Pertama, September 2019

Tebal: viii + 385 Halaman

ISBN: 978-602-9474-27-5


“Kisah yang setengah mati ingin diceritakan …”

Raksasa


Kembali lagi dengan seri The Wizard of Once. Cressida Cowell melanjutkan kisah anak-anak ksatria dan penyihir yang menyalahi aturan. Jika kalian ingin tahu apa yang terjadi di buku sebelumnya kalian bisa sedikit membaca ulasan buku pertama yang telah ku buat.


Baiklah lagi-lagi Cressida Cowell menyuguhkan alur kisah yang mungkin menurut kalian ‘Hah bagaimana bisa? Hah bagaimana mungkin?’ dengan kisah penuh kisah di dalamnya. Kisah yang penuh dengan kesempatan kedua. 


Kalian ingat apa yang terjadi terakhir, dan ya semuanya berantakan. Xar dikurung di Gormincrag, Pusat-Rehabilitasi-Sihir-Hitam. Karena akhirnya dirinya ketahuan masih memiliki noda hitam di lengannya. Dan Wish terus terkurung di lemari hukumannya. Namun, anak-anak ini tak kenal menyerah, keduanya berhasil melarikan diri dari penjaranya masing-masing. 


Dan ingatkah kalian, bahwa Caliburn telah memberikan buku mantra dan bulunya kepada Wish? Ya, Wish mengisi semua lembar buku itu dengan catatan hariannya. Hingga suatu ketika bulu Caliburn seolah-olah membimbingnya menulis sebuah mantra. Mantra untuk menumpas penyihir hitam. Tak ada yang percaya, mungkin itu hanya angan-angan dari Wish tapi tak apa rombongan unik Wish, Xar, dan tentunya Bodkin yang selalu mencegahnya melakukan hal nekat berusaha untuk mendapatkan setiap bahan mantra tersebut.


Bahan yang tak mudah didapatkan dan memerlukan banyak pengorbanan. Aku tak akan menceritakan secara rinci apa saja yang dilakuan rombongan ini demi bahan-bahan itu, namun ku beri tahu kalian bahan apa saja yang mereka perlukan. Napas terakhir raksasa dari kastel kematian, bulu penyihir hitam, dan air mata Ratu Es. Dan selama perjalanan mencari semua bahan-bahan itu, mereka terus berada dalam kejaran dan pengawasan penyihir hitam. Tak jarang tiba-tiba saja para penyihir hitam menyerang mereka. Namun mereka selalu berhasil kabur dengan pintu ajaib―pintu lemari hukuman milik Wish.


Dan di perjalanan ini kalian akan menemukan kisah cinta lawas seorang Putri Kstaria yang kini menjadi Ratu Para Ksatria yang jatuh cinta dengan bocah penyihir. Hingga sang putri menganggap bahwa cinta adalah sebuah kelemahan dan meminum ramuan penolak cinta untuk melupakan cintanya pada sang penyihir, namun ciuman cinta sejati akan menyebabkan sihir terperangkap dalam darah sang putri dan ya sihir itu kini berada dalam tubuh Wish. 


Hingga akhirnya kedua orang tua dari rombongan ini, Raja Encanzo dan Ratu Sychorax berhasil mengepung rombongan anak mereka dan saling menyerang satu sama lain. Dan apa kalian tahu siapa lagi yang ikut dalam penyerangan ini? Raja Penyihir Hitam. Dengan serangan yang tak ada hentinya, baik Encanzo Sang Enchanter dan Sychorax Ratu Para Kstaria kewalahan menghadapi serangan pasukan penyihir hitam. 


Para penyihir hitam ini membidik Wish. Gadis dengan kekuatan sihir istimewa dan berbahaya. Dengan mata ajaibnya Wish membuat semua besi di sekitarnya menempel dan mengurung Raja Penyihir Hitam. Hingga berbentuk bola besi dan menggelinding ke dasar laut. Pasukan penyihir hitam melolong marah dan pergi atas kekalahan pemimpin mereka. Dan asal kalian tahu lagi-lagi Wish mengalami hal yang sama saat pertama kali dulu berperang dengan Raja Penyihir Hitam―silakan kalian baca ceritanya. 


Keadaan kembali normal. Ayah dan anak, Ibu dan anak yang saling memeluk dan memaafkan. Saling berjanji, namun sayang malam itu adalah malam terakhir musim dingin yang juga di kenal dengan april mop, ya kalian tahu apalah maksudnya. Saat malam itu, kedua putra putri ini meminta gencatan senjata dan menikmati satu malam dengan pesta dan berdansa, saat itulah mereka melarikan diri.


Kisah luar biasa kembali ditampilkan oleh Cressida Cowell dalam novel kedua seri The Wizard of Once ini. Seperti biasa dengan banyak ilustrasi yang seakan membawa kita ikut berpetualang bersama Wish dan Xar dalam misi pencarian bahan-bahan mantra penumpas penyihir hitam. Novel ini jauh lebih tertata rapi dalam ilustrasi dan penempatan paragraf narasi. 


Seperti biasa, sang penerjemah masih menggunakan bahasa yang sederhana. Namun, bagaimana cara anak-anak ini menipu kedua orang tua mereka sedikit mengganggu saya, ya meskipun dalam rangka april mop. Namun, tentu kalian pasti bisa melihat sisi baik dari novel ini.


Di novel kedua ini Cressida membawakan pesan bahwa masa lalu akan selalu terikat pada kita bahkan akan menciptakan alur pada masa depan kita. Jadi apa salahnya kita melupakan dan memaafkan masa lalu? Petualangan rombongan ini masih jauh dari kata selesai, masih panjang pelajaran dan perjalanan yang harus dilalui. Apa yang terjadi setelah malam gencatan senjata itu? 


Kami memiliki tongkat sihir dan sayap ajaib,

Dan kami mencintai hal-hal mustahil.

Pikiran tak masuk akal! Tujuan tak berujung!

Agar Penyihir dan Ksatria berteman

―Lagu di Malam Gencatam Senjata―



...

Mampirlah jika kalian ingin membaca ulasan buku ketiga (Knock Three Times) dari seri The Wizard of Once.

Komentar